10.12.11

(Papa) The Only King of My Heart

Sore ini langit mendung, perlahan titik-titik air mulai turun membasahi bumi Allah..
Aku dan papa masih duduk di teras, terpaku dengan pandangan dan pikiran kami masing-masing..
Sesekali aku menatap papa..
Hh, Sudah cukup lama tidak seperti ini, bersantai di teras menikmati langit sore bersama papa.. Setelah beberapa bulan terakhir aku terlalu sibuk dengan skripsi dan lebih sering menghabiskan waktu di kos. Tapi kebersamaan kali ini berbeda, seperti masih ada batas, masih ada kekakuan disana, tidak seperti yang lalu-lalu ketika obrolan hangat dengan beberapa tema mengalir mengisi menit waktu.

Pertengkaran kami tiga minggu yang lalu mungkin masih menghadirkan luka bagi papa..
Ya, selisih paham yang membuat jarak di antara kami kini..
Bayangan itu kembali hadir, ketika aku menangis sekencang-kencangnya memohon pengertian papa untuk percaya padaku, ketika aku membanting pintu kamar dengan amarah yang begitu membabi buta, dan ketika aku memutuskan untuk meninggalkan rumah tanpa pamit terlebih dahulu. Sekarang, semua itu menjadi sebuah penyesalan yang teramat sangat..
Langit masih menurunkan titik airnya.. Ya, gerimis masih menemani keterpakuan aku dan papa.
Dan sekali lagi aku menatap beliau.. Mata ini pun ikut menurunkan titik airnya..

Ya Rabb, aku yakin Kau lebih tahu yang terdalam dari hatiku bahwa laki-laki yang ada di hadapanku ini adalah satu-satunya laki-laki yang kucintai. Ketika kemudian aku justru melukainya, Kau tahu bahwa aku juga terluka karena telah melakukannya.. Maka kumohon berikan maaf untukku..

Sore ini, senja masih berwarnakan jingga.. sedikit redup karna rinai gerimis tetap bertahan mencumbu dedaunan dan bunga-bunga hingga kembali pada muaranya..

Suasana sempurna yang menghadirkan sekelebat bayangan seorang Papa..

"Come on Dad, i'm late.. i have to go to Campus"... kalimat ini

0 komentar:

Posting Komentar