13.1.11

Day With Friends

Rencana untuk tidur siang hari ini batal karena sms masuk dari temenku yang ngajakin ketemuan. Okelah kupikir, udah tiga minggu lebih juga gak ketemu sama mereka, teman (tersayangku) -- mumus dan sherly.
Mandi.. Touch up.. Go.....
Dengan setelan hitam-hitam dan sepatu kets putih (tersayangku), siap meluncur ke Palembang Indah Mall (PIM). Eits, ke rumah Sherly dulu ding, jemput doi. Sampe disana kita janjian ketemu di depan J-Co dan ga lama Mumus dah dateng dengan lambaian tangan cekingnya.
Come on.. Follow our journey
Twenty-one menjadi the main target kami dan setelah berdiskusi singkat kami memutuskan untuk menonton The Tourist, film terbarunya artis berbibir seksi Angelina Jolie. Sedikit komen tentang film ini, this movie actually has a good story, but I think the plot is not so fit, not detailed and almost did not feel the climax. Intinya:: film ini ga bagus. razz
Setelah nonton, go to next target, dinner @ Solaria. Pilihan posisi paling pojok dengan pemandangan langit malam bertabur bintang menjadikan makan malam ini romantis, bukan begitu? HHe..
Dari semua kegiatan hangout seperti window shopping, nonton, karoke, makan dan sebagainya, -- makan bersama is the most i like among the other. Karena........ saat makan adalah saat bercerita (red. curhat). Berbagi cerita yang seperti tidak ada habisnya, kadang hanya pembicaraan konyol bak anak kecil yang tak ada artinya, kadang pula pembicaraan layaknya wanita dewasa tentang masa lalu, sekarang dan yang akan datang, tentang cita-cita, pria, dan cinta. Tidak jarang hal-hal yang rahasia pun akan terungkap saat itu, karena itulah aku suka.

Makan malam kali ini pun seperti itu, dan mumus as leader speaker.. membuka percakapan dengan cerita liburan akhir tahunnya di Medan selama dua minggu dan teman masa kecilnya Yasin Dinosalurus yang ia temui di kota yang terkenal dengan nama Paris Van Sumatera. Aku dan sherly sebagai good listener dari leader speaker malam itu. Tidak ada bahan yang bisa kami ceritakan karena selama dua minggu kami hanya menjadi wanita rumahtangga yang berkutat dengan aktifitas rumahan. HHe
Dari semua keceriaan dan cerita yang terkisahkan, diam dan keheningan juga seringkali men-jedah percakapan untuk beberapa menit. Dalam jedah, saling tatap dan melempar senyum menghadirkan ketenangan tersendiri buatku.
Keakraban seperti ini sungguh sangat aku rindukan, keakraban yang terjalin kuat di masa-masa awal perkuliahan. Merajai kursi paling belakang bis Indralaya, menjelajah kuliner dan tempat kongko favorit kita:: Barokah dengan bakso super dan ++ lainnya, Sari Mulya dengan es Telernya, Solaria dengan nasi gorengnya, BDP dengan andalan masing-masing - - mumus dengan pempek udangnya, sherly dengan brownisnya, dan aku.. omelet berbungkus daun pisang.. Semua itu, ingatkah? rindukah?
Empat tahun lebih jalinan kita sebagai Bungsu Club tentu tidak selalu suka dan tawa, juga hadir duka dan luka. Kita bertiga, sebagai anak bungsu -- yang katanya punya ego lebih -- dalam waktu yang tak terelakkan memunculkan itu ke permukaan yang mendasari keributan, permusuhan, kekecewaan, persaingan dan saling menyakiti. Tapi, percayakah bahwa itu semua hanyalah proses untuk sebuah pencapaian makna dari hubungan kita? Aku percaya.
Terlepas dari kebencian yang pernah hadir di antara kita, selalu ada kerinduan yang membuncah saat tidak bersua dan bertegur sapa. Kerinduan itu, mari kita jaga bersama teman.
Piring dan gelas di atas meja sudah kosong, makan dan minuman kami sudah habis.. Pembicaraan harus dihentikan dan segera beranjak, kamar kami tentu menantikan Nona-nya pulang.

Hari ini menyenangkan dan aku menanti yang berikutnya.



**purple, 23.30

0 komentar:

Posting Komentar