7.10.13

Tujuh Oktober


***
Adalah dia, Hesty Natalia Silaban (tengah), teman seperjuangan di akhir masa perkuliahan yang dengan sejarah absurd saya panggil ia dengan sebutan Tante.
Si tomboy yang manis, energik, baik hati, yang selalu siaga membantu siapa saja.. karna itulah saya menjulukinya ibu peri.

Hai tan, hari ini tujuh oktober..
Hari yang bahagia untukmu, hari pernikahanmu..
Telah kutitipkan salam pada langit Medan,
Happily ever after yaa, selamat menempuh hidup baru bersama Abang :))

***
Adalah dia, Putri Oktaria (kanan), teman seperjuangan di akhir masa perkuliahan yang dengan sejarah absurd saya panggil ia dengan sebutan Mama.
Si tegas yang apa adanya, selalu tampak tidak peduli pada banyak hal, tapi aku tau dia seorang pengamat sejati, yang diam-diam memperhatikan.

Hai ma, hari ini tujuh oktober..
Hari yang bahagia untukmu, hari yang menggenapkan angka 25 usiamu.
Meski tidak seperti dulu, ada kue dan tiupan lilin di pagi hari ketika kau terbangun.. Tetap ada sebuah doa yang kupanjatkan kepada Pencipta untuk kebahagiaanmu, pencapaian citamu, dan keberkahanNya di setiap harimu.

---
Bertahun yang lalu adalah masa lalu yang telah berlalu
Kenangan. Tidak akan hilang. Selamanya dalam ingatan.
---

Guys, time flies yaa..

Akhirnya kita ada pada satu titik yang menjadi jawaban dari pertanyaan silam, "Bagaimana kita nanti, setelah berakhir masa kuliah dan kita berpisah?"

Palembang ~ Medan ~ Martapura
Ada jarak dengan hitungan berkilometer antara kita
Terbentang jalan dengan arah yang berbeda di hadapan kita
Tapi masih ada yang sama di hati kita, harapan untuk perjumpaan yang berikutnya. Iya kan?

Sejenak, biarkan saya membuka kembali bilangan hari yang pernah terlewati.
Indralaya, pada sebuah kos-kosan ukuran 3 x 5
Tempat dimana sekian waktu kita lalui bersama..
Berbagi ceria, tawa, canda..
Bertukar kisah.. cerita suka dan duka
Melukis asa.. pada cinta dan cita

#Suatu pagi
Hanya satu hal yang bisa membangunkan tidur kita.. Suara ibu penjual kue keliling yang begitu khas "kueeee... kueeee"
haha.. suara itulah yang menjadi alarm kita.

#Suatu siang
Sebuah pondok makan yang menjadi tempat favorit kita dengan menu kuah pindang yang tidak pernah alpa tersaji di meja.. menjadi tempat ternyaman kita bercengkrama.

#Suatu sore
Peluh membanjiri kita yang selesai berajojing ria :D
Pada taman yang asri dengan rerumputan dan pohon-pohon rindang di depan Auditorium Kampus, disitu kita biasa bersantai melepas lelah, sembari menikmati hamparan langit yang mulai menjingga.

#Suatu malam
Bintang-bintang menjadi saksi kegalauan
Duduk di teras kos-kosan, kita diam
Sunyi, hanya sesekali desah nafas berbalut kesah yang terdengar
Mengenang siang ketika kita berlari, tertatih merintih, memelas kasih dosen pembimbing... Ahh, Skripshit!!!
Kita tersihir pada imagi yang berkolaborasi..
Menyusuri realita yang mengalir tanpa tau kapan akan berakhir..

Hey, ingat janji kita malam itu?

Kita berucap dengan hikmat, bahwa kelak kita harus menjadi orang yang bijak, menapak jejak hidup tanpa takut pada kemelut yang menggelayut.

Kemudian berlanjut, kita berjanji bahwa kita akan menjadi anak yang berbakti.. menebus segala kerja keras orang tua demi kefoya-foyaan kita.
Mengganti gundah mereka dengan senyum merekah yang pernah kita jamah.

Nah, apa kabar semua harapan dan impian itu?
Apakah masih terlalu dini untuk menagih janji..

Sekarang, kita berada pada waktu bernama kini.. bukan dulu atau nanti

Kini.. bukan lagi kita yang diam berdiri
Pada setiap detik berharga yang berirama
Mari bergegas.. lari
Menguntai mimpi hingga ia bukan lagi ilusi
Bersama mentari sampai tiba senja hari

Cheers & Fighting
Keep our frienship till the last ya guys ;)

*kecup dan peluk hangat penuh cinta ~ @Rinda_LSari

1 komentar:

Putri Oktaria mengatakan...

maniss...semoga Tuhan selalu menyatukan hati kita biarpun ditempat berbeda.. suksesss:*

Posting Komentar