Di tahun ini, sequel-nya pun telah difilmkan dengan judul Sang Pemimpi. Tidak mw ketinggalan, hari ini aku sama temen-temen nonton bareng film garapan Riri Riza tersebut.
Well, tidak jauh beda sama Laskar Pelangi, atmosfer semangat untuk meraih sebuah mimpi tetap menjadi topik utama yang diangkat, ditambah dengan beberapa topik lain yang tetap penuh dengan edukasi.

Tiga tokoh utamanya Arai, Ikal dan Jimbron. Mereka dipertemukan dalam satu sekolah yang sama saat SMP dan meneruskan SMA yang berjarak 30 km dari Belitong, hal ini mengharuskan mereka merantau dan tinggal bersama dalam satu kontrakan sangat sederhana.
Arai, dikisahkan dengan latar belakang yatim piatu yang kemudian diasuh oleh ayah Ikal. Begitu pun dengan Jimbron, ia anak yatim piatu yang diasuh oleh pamannya, seorang pendeta.
Walaupun ada temenku yang komen kalau film ini membosankan, tapi tetap saja senyum simpul atau tawa membahana memenuhi ruang bioskop yang kadang juga diselingi dengan mata berkaca-kaca hingga jatuh setetes dua tetes airmata. Beberapa scene yang aku suka dari film ini diantaranya:
◘ Arai kecil, memberikan seluruh tabungannya sebagai modal untuk membantu seorang ibu yang papah. Tegas, tanpa banyak pikir untung rugi..Tidak banyak orang yang rela memberikan apa yang mereka punya untuk orang lain.
Jika aku dihadapkan pada kondisi itu,?? mungkin aku akan berpikir ratusan kali.
◘ Arai kecil, masih dalam duka menjadi anak yang ditinggalkan sebatangkara, bahkan tak sedikitpun ia menampakkannya. Di atas sebuah perahu ia mengajak ikal bermain dengan tawa candanya.
Diantara banyak orang yang setiap harinya mengeluhkan sesuatu dan menularkan kesedihan-kesedihan pada orang lain.. Arai beda!! justru dalam kesedihannya ia membagikan tawa pada orang disekitarnya.
◘ Beranjak remaja, Arai mengenal cinta... aq suka saat Arai menyanyikan lagu di depan kamar Zakiah Nurmala, dengan gitar dan ramput cupunya, tentu juga kostum yang jadul itu,, cukup membuat aku dan teman-teman tertawa.
Eniwei,

honestly he remind me to someone, my puppy love Reza Perdana Putra.
◘ dan yang paling sangat membuatku terpukau adalah saat dimana Ikal terpuruk dan jatuh dalam keputus-asaan, Arai sang simpai keramat berkata "mungkin nantinya kita hanya akan menjadi kuli pendulang timah, tapi di sekolah ini, kita tidak akan mendahului nasib kita".. sangat mengharukan, rangkulan Arai yang kembali menguatkan Ikal.. juga di saat Arai diam2 bekerja dengan imbalan ia boleh belajar membawa kuda selama seharian, itu semua ia lakukan untuk Jimbron yang obsesif kumpulsif terhadap kuda.. Disini, gambaran arti sebuah kesetiakawanan yang menjadi topik lain yang diangkat oleh sang penulis. Scene lain yang memberi nilai kesetiakawanan dari sisi Jimbron adalah saat ia merelakan tabungannya untuk kedua sahabatnya itu.
◘ masih banyak scene lain yang pastinya sarat makna, entah itu yang menyedihkan atau menggelikan..
Dari kesemuanya itu tentu Andrea Hirata menginginkan para pembaca novel atau penikmat film sang pemimpi mampu merangkai setiap pesan yang ada di dalamnya. Sebuah kisah nyata yang inspiratif dan apa adanya, memberikan kekuatan ekstra bagi banyak generasi muda untuk merajut mimpi dan meretas cita-cita yang kadang bagi orang lain adalah sangat-sangat mustahil. Perjalanan Ikal dan Arai telah membuktikan bahwa kekurangan dan kesengsaraan bukanlah rintangan yang menjadi alasan untuk sebuah keputus-asaan.. dari sebuah mimpi mereka mampu untuk survive.
karena tanpa mimpi, orang-orang seperti kita akan mati!!!!!
0 komentar:
Posting Komentar