15.10.13

Uhibbuki Fillah Putri

Suatu malam, saat kita terlibat perbincangan syahdu tentang waktu yang telah berlalu, 13 tahun. Ya, lebih dari separuh usiaku sekarang. Kebersamaan kita, 13 tahun!

~ Saat aku mulai menada manja
"Putri, kita masih bisa terus sama-sama kayak gini ga ya? besok, besoknya lagi dan lagi? sampai nanti kita sama-sama menikah, menjadi ibu, sampai tua............."

~ Saat kamu menjawab pelan
"Tentu, selamanya.. sampai kita ke syurga"

Dan aku kelu, membisu. Ada semacam haru yang tiba-tiba beradu dalam kalbu.

---

Dear Putri,
Sungguh Allah Maha Sempurna dengan skenario yang Maha Indah
Menghadirkanmu adalah skenario indah dari-Nya, untukku
Sahabat, saudara. Ya, seperti itulah artimu, untukku
Ukhuwah, terjalin dan bertumbuh tanpa banyak bla bla bla.. sederhana saja

Dear Putri,
Pernah aku begitu terjatuh, rapuh. Ketika masalah datang dari segala arah tanpa ada kata sudah. Ketika keimanan perlahan merendah dan pengingkaran kepada-Nya merambat singgah. Allah hadirkan kamu untukku.
Utuh. Penuh. Merengkuh setiap gemuruh.


#Kita - Remaja
Siapalah aku yang tidak banyak tau.
Agama? Meraba.
Shalat sekedarnya saja karna tradisi jamaah di rumah - tanpa makna
Suatu waktu diperbincangan kita, kamu berkata bahwa shalat adalah amalan dengan derajat tanpa banding yang tidak bisa disanding dengan amalan lain. Adalah utama dan merupakan tiang agama.
Aku bergidik. Seketika hanyut dalam pemahaman yang terajut.
Terima kasih Putri - membuatku mengerti, memahami dan memaknai.

#Kita - Meranjak Dewasa
Mari bicara hati
Pernah ada rasa yang menyapa - sebut saja Cinta
Ia mengendap dalam senyap, mendekap
Aku -hampir- tergoda oleh romantisme mesra kawula muda
Membentang rasa, menuang rasa yang penuh gelora
Bertemu untuk membunuh rindu
Saling sapa untuk melabuh cinta
Betulkah cinta? Menganggap lumrah segala yang belum saatnya.
Astaghfirullah!

Dear Putri,
-lagi- Allah hadirkan kamu untukku.
Utuh. Penuh. Memberi teguh pada prinsip yang meluruh.

Suatu waktu diperbincangan kita, kamu bercerita tentang kisah cinta yang luar biasa, Sayyidina Ali dan Fatimah.
Dua insan yang saling mencintai dalam diam, terpendam
Cinta dalam bingkai yang benar, tanpa mengumbar-umbar
Sesuai syariat, bukan maksiat atau geliat hasrat
Bukankah Allah yang memilihkan cinta untuk kita cintai
Pula Allah telah tetapkan kapan waktu yang tepat untuk mempertemukan, mempersatukan
Penantian dan kerinduan itu akan tertuntaskan, meski entah kapan
- suatu saat, dalam pernikahan
Terima kasih Putri - membuatku tersadar dari prinsip yang mulai memudar

---

Manis. Kata yang tepat untuk menggambarkan segala hal tentangmu, tentang kebersamaan kita.
~ saat bertahun lalu kita pernah mengucap sumpah untuk menjadi sahabat selamanya
~ saat kita harus terpisah kota melanjutkan kuliah, beberapa tahun tanpa kabar dan tiba-tiba kamu mengirim pesan bertuliskan 'Uhibbuki fillah' - ini sangat romantis, sungguh.
~ saat kita berdiskusi dan saling mengisi ruang hati tentang mimpi-mimpi.
Hey, masih terus berdoa agar kelak Allah mengijabah pinta kita untuk dapat membuat rumah singgah bagi mereka yang papah-kan?
~ saat kamu selalu standby menjadi pendengar dari segala ceracau akan perasaanku yang kacau balau.
Ingat tidak, ketika malam-malam aku meminta bertemu denganmu saat itu juga, dan pada akhirnya kita sepakat untuk jumpa di sebuah parkiran mall yang berada di tengah-tengah antara rumah kita.
Malam itu, kamu berhasil menjadi penenang dari segala bimbang dan gamang-ku.

Ahh, terlalu banyak kenangan yang tersimpan
Jika perjalanan kehidupan ini diibaratkan sebuah film, maka bersamamu adalah adegan yang ingin selalu kumainkan kembali, lagi dan lagi
~ saat dengan kondisi lelah selepas bekerja kau tetap menemaniku belanja, bersedia menemaniku kemana-mana.
Hey, kau tidak ngedumel di dalam hati karna selalu aku repotkan kan? :p
~ saat kita meluangkan waktu untuk sekedar makan siang bersama disela-sela kesibukan kantor.
~ saat hujan membuat kita terjebak di sebuah gedung tua dan mengharuskan kita menanti ia mereda cukup lama, menikmati dingin belaian angin dan irama setiap rintiknya.
~ saat dimana saja kau merasa bosan dan ingin tidur, pundakku selalu menjadi sasaran sandaran kepalamu - menyebalkan!
~ saat pada apa saja kau merasa kesal, kepala kaki dan tanganku selalu menjadi sasaran cubitanmu - yang ini lebih menyebalkan!!
~ saat karna apa saja kita bertengkar dan saling berteriak dalam mobil, kau selalu menyuruhku turun dari mobilmu - yang ini teramat sangat menyebalkan!!!

Seberapa pun menyebalkannya kamu, tidak akan melebihi besarnya rasa sayangku loh Put ;)))
Hehe, jangan muntah ya..
Aku tidak sedang merayu, ini serius dari dalam yang terdalam ^_^

Well, finally.. Selamat ulang tahun Ukhti Putri Rizki Amalia Badri. *peluk cium*


*di malam yang syahdu
*Rinda - yang setiap harinya semakin menyayangimu

2 komentar:

Unknown mengatakan...

Subhanallah "m.encintai karena Allah"
Keren mba' rin

Anonim mengatakan...

Bagus ndah.. lucu jg apik.. hhaha..

Posting Komentar